molecular-designs.com

molecular-designs.com – Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Yudi Purnomo Harahap, menyuarakan kritik terhadap pernyataan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata yang menyebut operasi tangkap tangan (OTT) sebagai bentuk hiburan. Yudi merasa bahwa pernyataan tersebut tidak menghormati sejarah dan integritas KPK, yang telah lama dikenal dengan operasi OTT sebagai salah satu metodenya dalam memerangi korupsi.

Dalam wawancara pada hari Minggu (23/6/2024), Yudi menyatakan, “Sebagai seseorang yang telah terlibat langsung dalam berbagai operasi OTT selama masa tugas di KPK, saya merasa sangat kecewa dengan pernyataan ringan Alex. Operasi tersebut bukan hanya berisiko tinggi, tetapi juga merupakan bagian penting dari upaya melawan korupsi di Indonesia.”

Yudi mengemukakan bahwa operasi OTT telah menjadi sarana efektif dalam menangkap pelaku korupsi tingkat tinggi, dari menteri hingga kepala daerah, dengan bukti yang konkret berupa uang tunai yang sulit untuk disangkal. “OTT telah secara signifikan membantu KPK dalam membongkar kasus-kasus korupsi besar, dan dalam beberapa situasi, berhasil mengembalikan kepercayaan publik terhadap lembaga ini,” ujar Yudi.

Menurut Yudi, pernyataan yang menganggap OTT sebagai hiburan hanya menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap KPK, terutama saat lembaga tersebut sedang berusaha menghadapi penurunan citra. “OTT bukan satu-satunya metode yang kami miliki, tetapi mengurangi pentingnya OTT dengan menyebutnya sebagai hiburan adalah pandangan yang meremehkan,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata telah mengutarakan bahwa metode penyadapan yang sering digunakan dalam OTT kini dianggap kurang relevan. Dalam sebuah pernyataan di Jakarta Selatan pada Jumat (21/6), Alex menjelaskan bahwa dari 500 nomor yang disadap, banyak yang tidak menghasilkan bukti yang berarti. Alex berpendapat bahwa koruptor telah menjadi lebih hati-hati, sehingga KPK perlu mengadaptasi teknik penyelidikan dan penyidikannya.

Alex juga menekankan bahwa KPK sedang mengarahkan fokusnya pada penanganan kasus yang berpotensi menyebabkan kerugian keuangan negara. Meskipun demikian, dia mengakui bahwa OTT masih memiliki tempat dalam strategi KPK, walaupun dia membandingkannya dengan hiburan. “OTT itu, ya syukur-syukur jika berhasil, tetapi sekarang lebih seperti hiburan bagi masyarakat,” kata Alex mengakhiri.