molecular-designs.com – Pada hari Rabu, terjadi kudeta militer di Bolivia, dengan tentara dan kendaraan lapis baja yang menyerbu gedung-gedung pemerintahan di ibu kota, La Paz. Laporan dari ABI, kantor media pemerintah, menyatakan bahwa aksi militer ini dilancarkan pada pukul 14.30 waktu setempat, di mana pasukan bersenjata terlihat berkumpul di Murillo Plaza, yang merupakan lokasi dari kantor-kantor eksekutif dan legislatif nasional.
Detail Insiden:
Penyerbuan ke Istana Presiden:
Menurut informasi dari Associated Press (AP), kendaraan lapis baja dilaporkan menabrak pintu istana presiden. Jenderal Juan Jose Zuniga, pemimpin kudeta, menyatakan di depan pasukannya bahwa tujuan mereka adalah untuk merestrukturisasi demokrasi di Bolivia, dengan mengkritik pemerintahan Presiden Luis Arce yang dianggap telah memonopoli kekuasaan selama beberapa dekade.
Tanggapan Presiden Arce:
Presiden Luis Arce menanggapi kejadian tersebut melalui pidato yang disiarkan di televisi, berdiri bersama para menteri di dalam istana presiden. Beliau mengecam keras tindakan militer ini dan mengajak rakyat Bolivia untuk berorganisasi dan melawan kudeta ini demi mendukung demokrasi. Arce menekankan, “Kami tidak dapat membiarkan upaya kudeta ini sekali lagi merenggut nyawa rakyat Bolivia.”
Reaksi Internasional:
- Pemerintah Amerika Serikat: Administrasi Presiden Joe Biden menyatakan bahwa mereka sedang memantau dengan cermat situasi di Bolivia dan menyerukan kepada semua pihak untuk menjaga ketenangan.
- Amerika Latin: Pemimpin dari negara-negara seperti Chile, Ekuador, Peru, Meksiko, Kolombia, dan Venezuela telah menyerukan penghormatan terhadap demokrasi.
- Brasil: Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, melalui platform media sosial X, mengecam setiap bentuk kudeta dan menegaskan bahwa “tentara harus tunduk pada kekuasaan sipil yang dipilih secara sah.”
- Eropa: Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Kepala Kebijakan Ekonomi Uni Eropa Josep Borrell, mendesak penghormatan terhadap tatanan konstitusional dan menyatakan solidaritas mereka dengan pemerintah dan rakyat Bolivia.
Konteks Politik:
Kudeta ini berlangsung dalam konteks politik yang kompleks di Bolivia. Mantan presiden Evo Morales, yang masih memiliki pengaruh besar di negara tersebut, pernah menghadapi tuduhan kecurangan pemilu yang memaksa pengunduran dirinya pada 2019. Namun, ia kembali ke Bolivia setelah sekutunya, Luis Arce, memenangkan kursi kepresidenan pada Oktober 2020. Sejak itu, Bolivia telah menghadapi beberapa periode ketidakstabilan politik, termasuk aksi protes oleh pendukung Morales pada Januari lalu terkait diskualifikasi Morales dari pemilihan umum mendatang.
Kudeta terbaru ini menunjukkan eskalasi ketegangan dalam dinamika politik Bolivia, memicu kekhawatiran internasional terhadap stabilitas demokrasi di negara tersebut.