molecular-designs.com – Rumah Musik Harry Roesli (RMHR) yang terletak di Jalan Supratman No. 59, Kota Bandung, Jawa Barat, telah menjadi salah satu warisan budaya dan seni yang penting di Indonesia. Namun, keluarga Harry Roesli terpaksa menjual rumah ini karena berbagai alasan yang cukup krusial.
- Biaya Perawatan yang Tinggi:
Salah satu alasan utama penjualan RMHR adalah biaya perawatan yang sangat tinggi. Menurut Layala Khrisna Patria, putra dari Harry Roesli, keluarga harus mengeluarkan puluhan juta rupiah setiap bulan untuk merawat rumah berstatus bangunan heritage ini. Biaya tersebut mencakup perawatan bangunan, pembayaran listrik, dan gaji karyawan yang mengurus rumah tersebut. - Kepemilikan Keluarga Besar:
Rumah ini bukan hanya milik mendiang Harry Roesli, tetapi juga milik keluarga besar Roesli. Pada tahun 2018, keluarga besar Roesli sepakat untuk menjual rumah tersebut, dan hasil penjualannya akan dibagikan kepada kerabat lainnya. Sebagian besar anggota keluarga besar Roesli sudah tidak tinggal di Kota Bandung, sehingga keputusan untuk menjual rumah ini diambil secara bersama-sama. - Kawasan Elite:
Rumah ini terletak di kawasan elite di Kota Bandung, yang membuat harga jualnya cukup tinggi. Meskipun sudah ditawarkan selama enam tahun, hingga kini belum terjual. Layala menyebutkan bahwa sudah ada calon pembeli yang datang untuk menego harga, tetapi belum ada kesepakatan final. - Bukan Karena Pajak:
Layala juga membantah kabar yang menyebutkan bahwa keluarga menjual RMHR karena tidak mampu membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sebagai rumah berstatus bangunan heritage, Pemerintah Kota Bandung justru memberikan keringanan terkait tarif PBB. Namun, biaya operasional rumah ini tetap sangat besar karena luas area yang cukup besar.
Keluarga Roesli berharap ada calon pembeli yang tertarik untuk membeli RMHR tanpa mengubah fungsinya. Mereka Medusa88 berharap rumah ini tetap digunakan sebagai tempat yang berhubungan dengan seni dan musik, sehingga warisan Harry Roesli dapat terus dikenang dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun, keputusan akhir mengenai penggunaan rumah tersebut tetap berada di tangan calon pembeli.
Rumah Musik Harry Roesli didirikan pada tahun 1998 dan menjadi tempat berkumpulnya para seniman, musisi, dan aktivis mahasiswa. RMHR juga dikenal sebagai tempat pembinaan musisi jalanan dan anak-anak cacat fisik serta autis. Harry Roesli sendiri dikenal sebagai musisi yang peduli dengan nasib anak-anak jalanan dan sering mengajak mereka untuk bermusik dan berkreativitas di rumahnya.
Penjualan Rumah Musik Harry Roesli di Bandung adalah keputusan yang sulit bagi keluarga Roesli, tetapi diambil dengan pertimbangan biaya perawatan yang tinggi dan kepemilikan keluarga besar. Keluarga berharap rumah ini dapat dibeli oleh seseorang yang menghargai warisan seni dan musik Harry Roesli, sehingga rumah ini tetap menjadi tempat yang bermanfaat bagi masyarakat.